|
Add caption |
USAHA PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Konflik antara Indonesia dan Belanda
1. Faktor-faktor penyebab terjadinya konflik Indonesia- Belanda
a. Perbedaan interpretasi mengenai kedaulatan Republik Indonesia
Indonesia yang telah memproklamasikan dirinya pada tanggal 17 agustus 1945 adalah negara yang merdeka yang berdaulat baik dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu, kedaulatan harus dipertahankan terhadap campur tangan dari pihak asing, khusunya Belanda . Negara lain yang menganggu kedaulatan republik Indonesia harus di lawan. Belanda masih merasa bahwa Indonesia adalah jajahanya , sekalipun indonesia telah menyatakan kemerdekaanya, indonesia masih dianggap sebagai jajahanya yang tidak mempunyai kedaulatan sendiri. Tujuan Belanda datang kembali ke Indonesia yakni ingin menguasai Indonesia . Pandangan yang berbeda, mengenai kedaulatan dan kedudukan Indonesia itu menimbulkan konflik antara pihak Belanda dan Indonesia. Kedua belah pihak mempertahankann alasanya masing-masing untuk membenarkan sikap dan prinsip mereka.
b. Sunber perekonomian
Sejak berdirnya VOC 1602 .Belanda telah melakukan eksploitasi ekonomi yang memberikan keuntungan besar bagi kerajaan Belanda dan pemerintah Hindia Belanda. Indonesia bagi Belanda adalah sumber perekonomiannya. Ratusan juta gulden yang dihasilkan dari tanah Indonesia telah mampu menghidupi perekonomian Belanda. Demikian pula ,pemerintah Hindia Belanda hidup makmur dari eksploitasi ekonomi rakyat Indonesia . Oleh karena itu kehilangan Indonesia berarti juga kerugian besar bagi Belanda. Itulah sebabnya ,Belanda berusaha keras untuk kembali tetap menguasai Indonesia dengan sekuat tenaga. Republik Indonesiapun sebagai negara baru harus memiliki sumber perekonomian untuk membiayai pemerintahan. Oleh karena itu, sumber-sumber perekonomian yang masih dikuasai Belanda harus dinasionalisasikan.
2. Peran dunia Internasional dalam konflik Indonesia –Belanda
Pemerintah Inggris yang menjadi penanggung jawab utama .Soal penyelesaian konflik politik dan militer di Asia ( selatan,tenggara,dan timur ) mencoba menjadi penengah antara indonesia dan belanda . Diplomat inggris Sir Archibald Clark mengundang pihak Indonesia dan belanda untuk berunding di Hooge Valuve, belanda . akan tetapi perundingan ini mengalami jalan buntu. Akhirnya seorang diplomat inggris bernama lord killerarn menjadi penengah antara Indonesia dan belanda. Perundingan diselenggarakan di linggarjati sebelah selatan Cirebon Atas permintaan India dan Autralia pada tgl 31 juli 1947 menanggapi Agresi militer belanda I Dewan keamanan PBB mengadakan sidang.dewan keamanan PBB juga membentuk komisi jasa baik yang dikenal dengan KTN (komisi tiga negara). Berkat usaha KTN, pemerintah RI dan Belanda mengadakan perundingan Renville, yang sedang berlabuh diteluk jakarta. Fenomena politis di Indonesia sesudah perundingan Renville kembali mengecewakan .Belanda melancarakan Agresi Militer II.
Dewan keamanan PBB akhirnya mengadakan sidang pada 24 Januari 1949 untuk menangapi Agresi Militer Belanda ke II dan mengeluarkan sebuah resolusi. Sebagai tindak lanjut dari resolusi dewan keamanan PBB diadakan perundingan Roem royen. Salah satu kesepakatan dalam perundingan ini adalah rencana untuk menyelenggarakan konferensi meja bundar (KMB) di Den Hag,dimana Belanda menyerahkan kedaulatan atas Hindia Belanda kepada RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat secara penuh dan tanpa syarat.
3. Pengaruh konflik terhadap negara kesatuan Republik Indonesia
Konflik antara Indonesia dan Belanda ditandai dengan berbagai insiden yang terjadi di pusat Indonesia.Hal ini tentu mempengaruhi keberadaan NKRI Politik devide et impera kembali dilakukan oleh Belanda. Belanda berusaha mempengaruhi beberapa pemimpin di daerah untuk mendirikan negara-negara boneka.Hal ini antara lain dilakukan dengan menyelengggarakan konferensi Malino (sulawesi Selatan) pada bulan Juli 1946 untuk membentuk negara –negara di daerah yang baru diserahterimakan oleh Inggris dan Australia. Negara-negara ini kelak akan menjadi imbanganterhadap RI Pada Maret 1948 , Van Mook mengumumkan pembentukan suatu pemerintahan pederal . Pada bulan Juli Belanda membentuk Majelis Permusyawaratan Federal disingkat dengan BFO. BFO terdiri dari para pemimpin negara- negara federal.
Usaha Belanda untuk menguasai kembali Indonesia.juga dilakukan secara militer.Pendaratan pasuukan marinir Belanda di Tanjung Priuk menjelang akhir tahun 1945 menambah gentingnya suasana di Jakarta oleh karena itu ,presiden Soekarno dan wakil presiden Moh Hatta pada tanggal 4 Januari 1946 pindah ke Yogyakarta .Ibu kota RI turut pindah ke Yogyakarta. Ketika Yoyakarta diduduki oleh Belanda pada saat agresi militer kedua pada tanggal 19 Desember 1948,presiden soekarno dan wakil presiden Moh Hatta dan beberapa pejabat tinggi Indonesia ditawan Belanda Namun sebelumnya presiden soekarno dan wakil presiden Moh Hatta masih sempat meminta mentri kemakmuran Syafrudin Prawiranegara untuk membentuk pemerintahan darurat (PDRI). Dengan terbentuknya PDRI, maka pemerintah RI dapat berjalan secara normal kembali
Pada tanggal 13 Juli 1949, p emerintah darurat Republik indonesia di Sumatera mengembalikan mandat kepada pemerintah pusat di Yogyakarta. Peristiwa ini terjadi setelah TNI kembali menguasai Yogyakarta. Selain secara politis dan militer , Belanda juga mengepung Republik Indonesia secara ekonomis.Belanda melakukan blokade ekonomi dengan menutup pintu keluar masuk perdagangan RI. Belanda memperhitungkan bahwa RI secara ekonomis akan segera ambruk Ada tiga pengaruh yang terjdi akibat dari konflik Indonesia dan Belanda yitu :
a. Dipandang dari sudut Indonesia
Konflik ini memperkuat integrasi atau memperkokoh persatuan bangsa Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dari negara-negara boneka yang dibentuk oleh Belanda yang bertujuan untuk merongrong kesatuan RI dapat digagalkan
b. Dipandang dari sudut Belanda
Konflik yang terjadi antara Indonesia dan Belanda selanjutnya dipakai untuk merongrong kedaulatan RI dengan membentuk negara-negara boneka seperti : # Negara Indonesia Timur # Negara sumatera Timur #Negara Pasundan # Negara jawa timur
c. Dipandang dari sudut Dunia Internasional
Dunia Internasional berhasil mengakhiri konflik dan menciptakan negara baru yang berdiri setelah Perang Dunia II. Hal ini menunjukkan kemenangan negara-negara yang berpaham Demokrasi. Mereka mendukung berdirinya negara baru yangn bebas dari penjajahan . RI adalah salah satu negara yang lahir setelah berakhirnya PD II.
I. Diplomasi Indonesia di dunia Internasional
Untuk menunjukkan itikad baik Indonesia terhadap penyelesaian konflik internasional, pemerintah indonesia menyambut baik kedatangan sekutu. Terlebih ketika itu panglima pasukan sekutu jenderal Philip Christon menyatakan bahwa kedatangannya ke Indonesia untuk mempertemukan pemerintah Indonesia dan Belanda dalam suatu perundingan. Pernyataan itu menunjukkan pengakuan Sekutu atas keberadaan Republik Indonesia (pengakuan de fakto ) Selain itu pemerintah melalui menteri luar negeri dan duta kelilingnya berupa melobi negara-negara lain untuk memperjuangkan Indonesia dalam forum PBB. Hasilnya, berbagai upaya Belanda untuk menghancurkan Indonesia selalu mendapat reaksi keras dari negara-negara di dunia. Mereka mengutuk dan mendesak PBB untuk menyelesaikan masalah Indonesia dan Belanda. Atas dorongan bangsa- bangsa yang menaruh perhatian terhadap bangsa Indonesia, berbagai perundinganpun dilakukan. Atas dorongan bangsa-bangsa yang menaruh perhatian terhadap bangsa Indonesia berbagai perundinganpun dilakukan diantaranya :
1. Perundingan Linggarjati
Kegagalan dalam perundingan di Hooge Veluve coba diatasi dengan perundingan Linggarjati. Dalam perundingan ini RI diwakili Perdana Mentri sutan syahrir dengan anggotanya :
a. Moh Roem
b. Susanto Tirtoprodjo
Semeantara Belanda diwakili oleh Prof Schermerhorn dengan anggotanya :
a. Max van pool
b. F. de Boer
c. H.J . Van Mook
Kesepakatan Linggarjati akhirnya ditandatangani pada tagl 25 Maret 1947.
Setelah persetujuan linggarjati ditandatangani timbul pro dan kontra dikalangan masyarakat Indonesia. Beberapa partai seperti : Masyumi, PNI, Partai Rakyat Indonesia, Partai Rakyat Jelata menyatakan menentang kesepakatan linggarjati. Untuk menyelesaikan pro kontra
mengenai hasil perundingan linggarjati, maka pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden No .6/1946 yang bertujuan untuk menambah anggota Komite Nasional Indonesia pusat (KNIP). Dengan adanya penambahan anggota KNIP maka pemerintah berhasil mendapatkan suara untuk mendukung hasil perundingan linggarjati. Isi Perundingan Linggarjati adalah
a. Belanda hanya mengakui kedaulatan Republik Indonesia de fakto atas Jawa, madura dan Sumatera
b. Akan dibentuk bersama negara federal bernama negara Indonesia Serikat (NIS)
c. Akan dibentuk Uni Indonesia - Belanda
2. Perundingan Renvile
Reaksi keras dunia internasional terhadap Agresi Militer Belanda I mendorong pelaksanaan Perundingan Renvile yang diprakarsai oleh Komisi Tiga Negara ( KTN ). Dalam perundingan ini pemerintah Republik Indonesia diwakili oleh :
a. Perdana Mentri Amir Syarifudin
Pemerintah Belanda diwakili oleh :
b. Abdulkadir Widjojoatmojo
Setelah hampir satu setengah bulan berunding , kedua delegasi menyetujui Perundingan Renville pada tanggal 17 januari 1948 . Hasil perundingan Renvile ini jelas merugikan Indonesia. Wilayah semakin sempit sementara Belanda terus berusaha menghancurkan RI dengan blokade ekonominya. Akibatnya muncul berbagai reaksi. Kabinet Amir Syarifuddin yang menerima perundingan Renville mendapat tantangan hebat dari partai-partai besar seperti Masyumi dan PNI. Amir Syarifudin akhirnya menyerahkan mandat kepada presiden soekarno pada tangggal 23 Januari 1948. Kabinet amir Syariffudi digantikan kabinet Moh Hatta.
Isi Perundingan Renville adalah sebagai berikut
a. Antara wilayah kekuasaan Republik Indonesia dan wilayah pendudukan Belanda akan dibuat garis demarkasi. Pasukan Republik Indonesia ditarik ke daerah Republik
b. Belanda tetap berdaulat di seluruh wilayah Indonesia sampai wilayah tersebut diserahkan kepada RIS
c. Republik Indonesia merupakan bagian RIS
d. Selambat-lambatnya dalam waktu satu tahun akan diadakan pemilihan umum untuk membentuik dewan konstitusnte RIS
3. Pemerintah darurat Repubklik indonesia ( PDRI )
Situasi dalam negeri Indonesia yang sedang menghadapi PKI dimanfaatkan oleh Belanda. Belanda melancarkan Agresi Militer II pada tanggal 19 Desember 1948. Belanda menyerang dan menduduki ibu kota RI yaitu Yogyakarta. Belanda kemudian menangkap presiden Soekarno dan wapres Moh. Hatta . Presiden Soekarno diasingkan ke Prapat, Sumatera Utara . Pada Februari 1949, Presiden Soekarno dipindahkan ke Bangka. Sementara Wapres Moh Hatta, diasingkan ke Muntok, Bangka .Sebelumnya persiden Soekarno dan wapres Moh hatta masih sempat mengirim kawat ( telegram ) kepada mentri kemakmuran sjafruddin prawiranegara yang sedang berada di Sumatera. Isi kawat tersebut adalah memerintahkan adalah memerintahkan Sjafruddin prawiranegara untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) jika tidak mungkin kepada Mr Maramis dan Soedarsono menjadi diplomat yang sedang berada di India. Pada tanggal 22 Desember 1948, Sjafruddin Prawiranegara berhasil membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia ( PDRI) di Bukittinggi.Ia kemudian dipilih sebagai ketua PDRI. Demi kelancaran tugas di Jawa .Dibentuk komisariat PDRI yang diketuai oleh I.J Kasimo . Dengan terbentuknya PDRI, maka pemerintah RI dapat berjalan secara normal kembali
4. Perundingan Roem Roijen
Sebagai tindak lanjut dari Resolusi Dewan Keamanan PBB, pada 14 April 1949 diadakan perundingan di Jakarta di Hotel Des Indes. Sebagai wakil dari PBB adalah Merle Cochran, sedangkan delegasi Republik Indonesia dipimpin oleh Moh Roem dengan anggota Mr. Ali Sastroamidjojo, dr Leimena, Ir Djoenda, Prof Soepomo dan Mr . Latuharhary. Delegasi Belanda dipimpin oleh Van Roijen dan didampingi Mr .N. Blom.Mr.AJacob dan Dr.J.J. Van der Velde. Hasil perundingan ini terkenal dengan nama Persetujuan Roem Roijen. Isi persetujuan ini antara lain Pemerintah RI dan Belanda sepakat untuk menghentikan tembak- menembak dan bekerja sama menciptakan keamanan. selain itu ,pemerintah Belanda akan segera mengembalikan pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta. Dan kedua belah pihak sepakat untuk menyelenggarakan Konferensi Meja Bundar ( KMB ) di Den haag
Isi Perundingan Roem Roijen adalah sebagai berikut :
a. Indonesia menghentikan perang gerilya
b. Pemerintah Republik Indonesia kembali ke Yogyakarta
c. Belanda dan Republik Indonesia sepakat untuk mengadakan perundingan dalam KMB
5. Konfernsi Inter- Indonesiaan
Menghadapi Konferensi Meja Bundar, pemerintah RI mengadakan persiapan . persiapan dilakukan dengan melakukan perundingan dengan organisasi negara-negara bagian ( BFO ). Perundingan berlangsung dua kali. Pertama, 19- 22 juli 1949 di Yogyakarta dan yang kedua antara 30 juli- 2 agustus 1949 di Jakarta Konferensi kedua di Jakarta diarahkan untuk menindaklanjuti konferensi Inter-Indonesia pertama di Yogyakarta. Konferensi .Konferensi kedua ini memutuskan bahwa kedua pihak ( RI dan BFO ) sepakat membentuk Panitia Persiapan Nasional yang bertugas untuk menjaga suasana tertib sebelum dan sesudah KMB. Disepakati pula bahwa delegasi Republik Indonesia terdiri dari Moh. Hatta , Moh Roem, Prof Soepomo ,dr. J.Leimena , Mr.Ali Satroamidjojo, Ir Djoeanda Hadinoto, Kol. TB Simatupang dan Soemardi sementara delegasi BFO dipimpin oleh Sultan Hamid II dari Pontianak
6. Konferensi Meja Bundar
Konferensi Meja Bundar ( KMB ) berlangsung di Den Haag antara 23 Agustus samapai 2 November 1949. Dalam konferensi, ini delegasi pemerintah Belanda dipimpin oleh Maarseven, delegasi pemerintah RI dipimpin Moh Hatta dan delegasi wakil BFO dipimpin oleh Sultan Hamid II. Konferensi Meja Bundar menghasilkan sejumlah persetujuan. Isi Perundingan KMB adalah :
a. Pengakuan kedaultan atas Indonesia
b. Pemnbentukan RIS
c. Pembentukan Uni Indonesia – Belanda
d. Masalah Irian Barat dibicarakan setahun setelah pengakuan
Diantaranya yang paling penting adalah Piagam Penyerahan Kedaulatan.Isi pokok piagam ini adalah bahwa Belanda menyerahkan kedaulatan atas Hindia Belanda kepada RIS sebagai negara Merdeka dan berdaulat secara penuh dan tanpa syarat. Penyerahan dilakukan selambat-lambatnya pada tanggal 30 Desember 1949 setelah diratifikasi oleh parlemen kedua negara.Untukmenindaklanjuti KMB maka akan diadakan pemilihan presiden RIS pada tanggal 16 Desember 1949 . Terpilih sebagai presiden adalah Soekarno. Presiden RIS dilantik pada 17 Desember 1949. Pada 20 Desember 1949. Presiden Soekarno membentuk kabinet RIS dengan Moh Hatta sebagai perdana menterinya. Sementara untuk menerima penyerahan kedaulatan di sepakati diadakan di dua tempat yakni di Den Hag dan di Jakarta. Tanggal 27 Desember 1949, Perdana Menteri Moh Hatta menerima penyerahan kedaulatan dari perdana menteri Willem Dress di Denn Haag ikut menandatangani naskah penyerahan kedaulatan ini adalah Ratu Juliana dan menteri seberang lautan A.M.J.A. Sasen. Di Jakarta penyerahan kedaulatan oleh wakil tinggi mahkota kerajaan Belanda A.H.J. Loving kepada Sri Sultan Hamengkubuono IX tanggal 27 Desember 1949 dalam pandangan Indonesia adalah hari pengakuan kedaulatan sebab Indonesia telah merdeka dan berdaulat sejak 17 Agustus 1945
II. Perjuangan Rakyat dan Pemerintah di Berbagai Daerah
Kemerdekaan Indonesia tidak begitu saja direbut dan diproklamirkan lalu menjalankan kehidupan bernegara dengan tenag dan nyaman. Negara RI juga butuh pengakuan kedaulatan dari negara- negara lain termasuk negara musuh, Belanda dan Jepang. Pertempuran melawan Jepang terjadi di ….
1. Jakarta, Bogor, Bandung pertempuran berlangsung tiga bulan pertama setelah proklamasi.
2. Semarang, pertempuran berlangsung tgl 15- 20 oktober 1945 dan dikenal dengan nama “ Pertempuran Lima Hari di Semarang “
3. Yogyakarta, perebutan kekuasaan sudah dimulai sejak tanggal 26 september 1945 pertempuran dikenal dengan nama “ Pertempuran Kotabaru”
4. Surakarta
5. Surabaya, September 1945
6. Banda Aceh dan Palembang, pertempuran berlangsung 6 Oktober 1945
7. Bali,Gorontalo, Surabay
Pasukan Sekutu dipimpin oleh Lord Louis Moubatten mendarat di TanjungPriuk pada tanggal 15 september 1945 adapun tugasnya: 1.Mengembalikan keamanan dan ketertiban 2.Melucuti dan mengembalikan atau memulangkan serdadu Jepang 3.Menyelamatkan Interniran dan para tawanan Jepang Kedatangan Sekutu ternyata tidak menghormati kedaulatan RI oleh karena itu terjadi kontak senjata dimana-mana .Pertempuran melawan Sekutu dan Belanda terjadi …
1. Surabaya, tanggal 10 Novembar 1945, pertemburan Surabaya dipimpin oleh Bung Tomo
2. Ambarawa, tanggal 12 – 15 Desember 1945 pertempuran dipimpin oleh Kol Sudirman
3. Bandung Lautan Api, 24 maret 1946 pemimpin pertempuran adalah Oto iskandar, kolonel A.H. Nasution
4. Minahasa, 14 Februari 1946, pemimpinya Dr. Sam Ratulangi
5. Medan, Oktober 1945 dipimpin Mr. Teuku M. Hassan
6. Sulawesi selatan dipimpin oleh Robert Wolter Mongonsidi
7. Bali, 20 november 1946 dipimpin oleh I gusti Ngurah rai
Meskipun telah dilakukan perundingan perdamaian antara Indonesia dan Belanda. Akan tetapi pihak Belanda tetap saja melakukan pelanggaran itu sebanyak dua kali pelanggaran yang dilakukan Barkan landa dianggap sangat merugikan bagi keberadaan RI yaitu
1. Pelanggaran terhadap perundingan linggarjati yang disusul dengan Agresi militer I pada tanggal 21 juli `947
2. Pelanggaran terhadap persetujuan Renville yang diikuti oleh agresi militer II pada tanggal 19 desember 1948
Pelanggaran tersebut kemudian dikenal dengan Agresi Militer. Tujuan agresi militer terswebut tak lain sebagain usaha untuk menghancurkan NKRI. Dalam agresi militer I , Komodor Adisucipto, Komodor Abdul Rahman Saleh. Dalam agresi militer II, pasukan militer belanda berhasil menduduki dan menguasai ibu kota negara republik indonesia yaitu Yogyakarta.dengan dikuasainya Yogyakarta , Belanda mengira bahwa negara republik indonesia berhasil dihancurkan. Terjadinya agresi militer belanda II mendorong jenderal sudirman , sebagai panglima angkatan perang RI mengeluarkan perintah :
1. Kita telah diserang
2. Pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda menyerang kota yogyakarta dan lapangan terbang maguwo
3. Pemerintah Belanda telah membatalkanya persetujuan gencatan senjata
4. Semua angkatan perang menjalankan rencana yang telah ditetapkan untuk menghadapi serangan Belanda.
Berdasarkan surat perintah siasat no I maka letkol Soeharto merencanakan untuk melakukan serangan umum pada 1 maret 1949. Sebelum melakukan serangan umum, letkol Soeharto terlebih dahulu melakukan komunikasi dan kordinasi dengan Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Serangan umum dilakukan pada empat sektor yaitu :
1. Sektor Barat di bawah pimpinan Letkol Ventje Sumual
2. Sektor selatan dan timur di bawah pimpinan mayor sarjono
3. Sektor utara di bawah pimpinan mayor kusno
4. Sektor kota di bawah pimpinan letnan Amir Murtono dan letnan Marsudi
Tepat pukul 06.00 serangan umum dimulai pasukan TNI dan para pejuang Indonesia berhasil mengalahkann pasukan Belanda peristiwa tersebut kemudian dikenal dengan sebutan enam jam di jogjakarta
III. Faktor- faktor yang memaksa Belanda keluar dari Indonesia
Faktor – faktor yang menyebabkan Belanda akhirnya keluar dari Indonesia yaitu
1. Semakin banyaknya dukungan dari negara –negara lain akan kemerdekaan dan pengakuan kedaulatan atas Indonesia sebagai sebuah negara yang berdaulat
2. Usaha perundingan yang dilakukan oleh fihak ketiga untuk meyelesaikan konflik antara Indonesia dan Belanda melalui perjanjian linggar jati
3. Perjuangan yang dilakukan rakyat Indonesia semakin kuat dan besar sehingga semakin mempersulit Belanda untuk kembali mengendalikan Indonesia sebagai negara jajahannya.
rangkuman
1. Faktor-faktor penyebab konflik Indonesia – Belanda: Perbedaan interpretasi mengenai kedaulatan, Sumber perekonomian.
2. Peran dunia Internasional dalam konflik Indonesia- Belanda : PBB mendesak Belanda untuk menhentikan gencatan senjata dan segera berunding.
3. Penagaruh Konflik terhadap negara kesatuan RI : di pandang dari sudut Indonesia, dipandang dari sudut Belanda, di pandang dari sudut Internasional.
4. Diplomasi Indonesia di dunia Internasional : Perundingan linggarjati, perundingan renville, PDRI, perundingan Roem Royen, Konferensi Inter Indonesia, Konferensi Meja Bundar.
5. Perjuangan Rakyat dan Pemerintah di berbagai daerah : di Jakarta, Bogor, Semarang, Jogjakarta, Surakarta, Surabaya,Aceh, Bali.
6. Faktor yang memaksa Belanda keluar dari Indonesia : banyak dukungan kepada Indonesia untuk berdaulat, perundingan oleh fihak ketiga untuk penyelesaian konflik, perjuangan rakyat Indonesia semakin kuat.